GAYO LUES | Kabupaten Gayo Lues (Galus) telah menetapkan dirinya sebagai daerah pertama yang bersedia menerima kedatangan pengungsi Rohingya, mengatasi penolakan di beberapa kabupaten dan kota di Aceh.
Keputusan ini diumumkan setelah rapat koordinasi daring (zoom meeting) antara Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, dan Pj. Bupati Gayo Lues, Selasa (12/12/2023).
Berdasarkan hasil pemaparan dari Pj. Bupati Gayo Lues, kabupaten ini telah dipilih sebagai lokasi penampungan pengungsi Rohingya. Penetapan lokasi tersebut didasarkan pada evaluasi kapasitas dan kelayakan tempat, yang kemudian diresmikan oleh Pj. Gubernur Aceh.
Pemerintah Kabupaten (pemkab) Gayo Lues menerima rencana kedatangan pengungsi dengan persyaratan ketat. Shelter akan ditempatkan jauh dari perkampungan atau permukiman masyarakat untuk memastikan tidak adanya gangguan terhadap kenyamanan dan ketertiban masyarakat setempat.
Lokasi penampungan diusulkan berada di perbatasan Gayo Lues dengan Kabupaten Aceh Timur dengan koordinat 4°12’25″N 97°34’03″E.
Pemkab Gayo Lues berkomitmen untuk mengawasi International Organization for Migration (IOM) dan UN Refugee Agency (UNHCR) dengan penekanan pada kebijakan tidak mengalihkan pengungsi dari lokasi yang telah ditetapkan.
Semua stakeholder terkait, termasuk Dinas Sosial dan Forkopimda, akan terlibat aktif dalam penanganan dan pemantauan situasi.
Pengungsi Rohingya yang akan tiba di Kabupaten Gayo Lues tidak diperbolehkan keluar dari area penampungan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.
Selain itu, mereka akan didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan produktif, seperti pertanian, untuk memberdayakan mereka secara ekonomi.
Keputusan ini mencerminkan kerja sama antara pemerintah daerah, lembaga internasional, dan masyarakat setempat untuk memberikan bantuan dan tempat perlindungan bagi pengungsi Rohingya, sambil memastikan bahwa dampaknya minimal bagi komunitas setempat.
Para pengungsi Rohingya saat ini ditampung sementara di tiga lokasi di Pidie, satu lokasi Sabang, dan gedung bekas kantor Imigrasi Lhokseumawe. Sementara gelombang terakhir Rohingya berjumlah 135 orang saat ini masih ditempatkan di Balai Meuseraya Aceh (BMA) di Banda Aceh.
“Masih opsi-opsi yang lagi dimatangkan oleh pemerintah, karena prosesnya kan perlu dipastikan semua siap,” kata Protection Associate United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Faisal Rahman.
(IP)